Categories
Berita PDSI

Check Mapping pada Injector FEEDER DIKTI, Perlukah?

basit.adhi.prabowo
basit.adhi.prabowo

FEEDER PDDIKTI

PDPT adalah kependekan dari Pangkalan Data Perguruan Tinggi, adalah Kumpulan Data penyelenggaraan pendidikan tinggi seluruh perguruan tinggi yang terintegrasi secara nasional. Setiap PT mengirimkan laporan per Semester melalui FEEDER PDDIKTI. Ada 2 cara untuk memasukkan data ke FEEDER PDDIKTI, yaitu:

  1. Manual melalui web FEEDER PDDIKTI
  2. Impor dari basis data yang sudah ada di Institusi melalui web service FEEDER PDDIKTI

Apabila institusi sudah memiliki SIAKAD (Sistem Informasi Akademik) atau SIMPTT (Sistem Informasi Manajemen Perguruan Tinggi Terpadu), maka cara kedua adalah cara yang paling mudah dan masuk akal untuk digunakan. Namun, diperlukan sebuah tools untuk melakukan hal tersebut karena FEEDER PDDIKTI tidak menyediakan fasilitas untuk keperluan tersebut.

Injector FEEDER PDDIKTI

Mulai dari awal November 2015, BPTI SAY membuat sebuah injektor untuk memasukkan data dari SIMPTT ke Feeder PDDIKTI. Injektor ini memanfaatkan web service yang telah disediakan oleh DIKTI. Jadi, tidak ada proses cracking username dan password basis data FEEDER PDDIKTI atau reverse enggineering ion cube source code FEEDER PDDIKTI untuk membaca cara kerja FEEDER PDDIKTI, sehingga tidak ada kegiatan illegal yang dilakukan. Tidak perlu juga bertanya bagaimana struktur basis data FEEDER PDDIKTI.

Arti Penting Check Mapping

Check Mapping merupakan salah satu dasar yang sangat penting, karena valid tidaknya data yang dikirimkan ke DIKTI melalui FEEDER PDDIKTI terlebih dahulu ditentukan dari proses ini.
Misalnya:
Di basis data Institusi kode untuk Agama Kristen adalah 1 dan kode untuk Agama Islam adalah 2, sedangkan di basis data FEEDER PDDIKTI kode untuk Agama Kristen adalah 2 dan kode untuk Agama Islam adalah 1. Jika data ditransfer, maka data yang di Institusi beragama Islam menjadi beragama Kristen, begitu pula sebaliknya.
Namun, proses yang dilalui tidaklah semudah yang dikira, terutama jika basis data Institusi tidak sama dengan basis data FEEDER DIKTI dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. Proses yang terjadi pada setiap Institusi tidak sama karena basis datanya juga tidak sama. Misalnya pada artikel ini tertulis tabel pt_agama, maka pada Perguruan Tinggi lain belum tentu tabel agama bernama pt_agama.
  2. Proses pemeriksaan data dilakukan secara manual karena definisi bisa memiliki nilai yang berbeda tetapi maksudnya sama, misalnya di basis data tertulis Kristen Katholik sedangkan di basis data FEEDER DIKTI tertulis Katholik

Kode Sumber

Injector FEEDER PDDIKTI? Proyek Open Source BPTI

Menambah Baris (recordset) Pada Basis Data Institusi

Basis data pada institusi perlu ditambah baris (recordset)-nya apabila semua kode dan definisi sama, tetapi ada beberapa data yang berada di basis data FEEDER PDDIKTI tidak terdapat pada basis data Institusi seperti pada gambar di bawah ini:

mapping 1
mapping 1

Pada gambar di atas tampak bahwa kode 1 sampai dengan 5 memiliki definisi yang sama antara basis data Institusi (pt_agama.kdagama) dengan basis data FEEDER PDDIKTI (agama.id_agama). Namun, ada dua data yang kurang, yaitu kode 6 dan 99, yang tidak ada pada basis data Institusi (pt_agama.kdagama), sehingga perlu memasukkan 2 data tersebut seperti pada gambar di bawah ini:

mapping 2
mapping 2

Setelah dua baris (recordset) dimasukkan, maka mapping akan match seperti pada gambar di bawah ini:

mapping 1.1
mapping 1.1

Pada gambar di atas tampak bahwa kode 6 dan 99 sudah terpetakan antara basis data Institusi (pt_agama.kdagama) dan basis data FEEDER PDDIKTI (agama.id_agama).

Mengubah Kode Pada Basis Data Institusi

Kode pada basis data institusi perlu diubah apabila semua/sebagian kode berbeda antara basis data FEEDER PDDIKTI dengan basis data Institusi seperti pada gambar di bawah ini:

mapping 3
mapping 3

Pada gambar di atas tampak bahwa kode 1 sampai dengan 5 pada basis data Institusi (pt_jafa.kdjafa) memiliki definisi yang sama/mirip dengan kode 31 sampai 35 pada basis data FEEDER PDDIKTI (jabfung.id_jabfung). Untuk mengubah kode harus melalui langkah-langkah berikut ini:

  1. Ketahui kode tersebut (pt_jafa.kdjafa) dipakai sebagai referensi di mana saja di basis data Institusi, bisa diketahui dari ERD atau desain basis data atau dari struktur basis data yang ada di backup. Dibawah ini adalah gambar contoh cara mencari pengunaan referensi kode (pt_jafa.kdjafa) pada struktur basis data yang ada di backup:
    mapping 4
    mapping 4

    Pada gambar di atas tampak bahwa kdjafa yang ada pada tabel pt_jafa digunakan sebagai referensi salah satunya pada tabel ak_karyatulis_honor_membimbing. Selengkapnya, kdjafa digunakan pada tabel:

    • ak_karyatulis_honor_membimbing
    • ak_karyatulis_honor
    • ak_honormengajar
    • ak_dosen
  2. Ketahui kode tersebut (pt_jafa.kdjafa) dipakai sebagai bagian rumus di mana saja di basis data Institusi, dimana rumus tersebut memanipulasi kdjafa, misalnya if(kdjafa=2, 0, 1) akan diganti menjadi if(kdjafa=32, 0, 1). Pemakaian kode tersebut (pt_jafa.kdjafa) bisa diketahui dari ERD atau desain basis data atau dari struktur basis data yang ada di backup. Dibawah in adalah gambar contoh cara mencari pengunaan kode (pt_jafa.kdjafa) pada struktur basis data yang ada di backup:
    mapping 5
    mapping 5

    Pada gambar di atas tampak bahwa kdjafa yang ada pada tabel pt_jafa digunakan untuk membuat View sdmvtebarandosen. Selengkapnya, kdjafa digunakan pada View:

    • sdmvtebarandosen
    • sdmvrekapjumlahdosenbyprodi

    Selain itu, ada kemungkinan kode tersebut (pt_jafa.kdjafa) digunakan pada:

    • View
    • Trigger
    • Function / Procedure
    • Event / Scheduler
    • Partition
  3. Dari dua langkah di atas dapat dijalankan skrip untuk mengganti kode seperti pada gambar di bawah ini:
mapping 6
mapping 6

Baris 1 sampai dengan baris 29 adalah baris untuk mengganti kode pada tabel yang menggunakan kdjafa. Pada gambar di atas juga terdapat skrip untuk mengganti definisi yaitu pada baris 31, yaitu mengganti “Guru Besar” menjadi “Profesor”. Baris 33 dan 34 adalah baris untuk menganti rumus pada View. Setelah skrip tersebut dijalankan, maka mapping akan match seperti pada gambar di bawah ini:

mapping 3.1
mapping 3.1

Mengubah Struktur Tabel dan Membuat Tabel Baru Pada Basis Data Institusi

Basis data pada institusi perlu diubah struktur tabel pada salah satu tabelnya dan membuat tabel baru apabila terdapat beberapa kode dalam basis data Institusi yang dapat dipetakan pada satu kode dalam basis data FEEDER PDDIKTI seperti pada gambar di bawah ini:

mapping 7
mapping 7

Pada gambar di atas, basis data FEEDER PDDIKTI belum dapat dipetakan karena tidak ada struktur yang mirip. Pada basis data Institusi belum ada tabel “ikatan kerja dosen”

  1. Buat tabel baru (ak_ikatankerjadosen) pada basis data Institusi yang struktur dan isinya sama dengan basis data FEEDER PDDIKTI (ikatan_kerja_dosen) seperti pada gambar di bawah ini:
    mapping 8
    mapping 8

    mapping 10
    mapping 10
  2. Buat kolom baru (pt_grupperson.kdikatankerjadosen) dan petakan isinya pada tabel yang akan baru saja dibuat (ak_ikatankerjadosen) seperti pada gambar di bawah ini
    mapping 9
    mapping 9

    mapping 11
    mapping 11
  3. Petakan tabel baru yang ada pada basis data Institusi (ak_ikatankerjadosen) dengan basis data FEEDER DIKTI (ikatan_kerja_dosen) seperti pada gambar di bawah ini

    mapping 7.1
    mapping 7.1

By basit

Biro Pengembangan Teknologi Dan Sistem Informasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.